Ketika Jepang masuk ke Indonesia pada tahun
1942-1945 sebagai bagian dari kampanye penaklukan Asia Timur Raya, pengaruh
Jepang juga terasa pada batik-batik di pesisir utara Jawa Tengah. Pada masa
itu, dilahirkan batik-batik tulis yang disebut sebagai
batik
Jawa Hokokai.
Nama ini mengikuti nama
organisasi propaganda Jepang yang mengindoktrinasi semua yang berusia di atas
14 tahun tentang konsep Asia Timur Raya. Mungkin karena periode pendudukannya
yang singkat serta kekejaman Jepang yang luar biasa selama 3,5 tahun masa
penjajahan itu, maka sedikit saja informasi yang tersedia tentang batik Jawa
Hokokai. Juga belum ada tulisan yang khusus membahas batik dari periode ini.
Batik-batik dari
era 1942-1945 yang sering disebut sebagai batik Jawa Hokokai ini dipamerkan di
Gedung Arsip Nasional pada tanggal 13 September - 24 September 2000 dari pukul
09.00-16.30, termasuk Minggu. “Pada hari Kamis (21/9) malam ada presentasi
batik Jawa Hokokai dari Iwan Tirta di Gedung Arsip, sebaiknya yang berminat
memesan tempat lebih dulu karena tempatnya terbatas,” kata Tamalia Alisjahbana,
Direktur Eksekutif Yayasan Gedung Arsip Nasional.
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari
kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik
dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas
untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.
Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang
diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian
dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau
gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik
dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin
Menurut sejarahnya,
batik berasal dari zaman nenek moyang
yang dikenal sejak abad ke-17 yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Pada
zaman tersebut, motif batik yang terkenal adalah motif hias binatang dan
tumbuhan.
Menurut proses pembuatannya, tehnik membatik dibedakan menjadi batik tulis, batik printing, dan batik cap. Berikut ini adalah proses pembuatan batik tulis:
Menurut proses pembuatannya, tehnik membatik dibedakan menjadi batik tulis, batik printing, dan batik cap. Berikut ini adalah proses pembuatan batik tulis:
Alat- alat yang diperlukan:
- Canting --> canting adalah alat untuk
membatik. Biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai
paruh burung
- Gawangan --> adalah tempat untuk meletakkan
kain yang akan dibatik. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu
- Wajan --> berupa wajan kecil untuk mencairkan
malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat
- Anglo / kompor kecil--> digunakan untuk
memanaskan wajan
- Malam/lilin --> malam batik terbuat dari
campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa,
dan parafin
- Bahan pewarna --> biasa juga disebut sebagai
wedel atau tom
Proses pembuatan batik tulis:
- Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan
menggunakan pensil
- Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada
gawangan
- Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam
wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna.
Biarkan api tetap menyala kecil
- Mulailah membatik dengan cara ambil sedikit malam
cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu
panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada.
Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain
karena akan mempengarufi hasil motif batik
- Setelah semua motif tertutup malam, maka proses
selanjutnya adalah proses pewarnaan
- Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian
celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna dengan menggunakan kuas, ulangi
sampai beberapa kali.
- Tahap selanjutnya adalah proses penghilangan
lilin batik dengan cara pengerakan dan melarod
BATIK KRATON
Batik
keraton merupakan salah satu batik indonesia yang
mengawali dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motif batik indonesia yang
satu ini mengadung makna filosofi hiup. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk
digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang barong, parang rusak termasuk
udan liris, dan beberapa motif batik indonesia lainnya.
Batik ini
di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang
kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun
mulai meluasnya kesenian batikini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya
suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang
dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap
dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun
kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di
Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan
ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas
kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja
Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja
dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh
karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian
batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya
masing-masing.
Batik
keraton merupakan salah satu batik indonesia yang
mengawali dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motif batik indonesia yang
satu ini mengadung makna filosofi hiup. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk
digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Parang barong, parang rusak termasuk
udan liris, dan beberapa motif batik indonesia lainnya.
Batik ini
di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang
kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun
mulai meluasnya kesenian batikini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya
suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang
dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap
dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun
kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di
Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan
ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas
kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja
Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja
dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh
karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian
batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya
masing-masing.
Cara
Pembuatan Batik Kraton sebagai berikut :
Langkah yang pertama :
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik menjelujur
3. Menarik motif tersebut
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali rapiah
5. Ulangi sampai motif yang lain
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik menjelujur
3. Menarik motif tersebut
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali rapiah
5. Ulangi sampai motif yang lain
Langkah yang kedua:
1. Mengikat kelereng dengan tali rapiah
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain
1. Mengikat kelereng dengan tali rapiah
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain
Langakah ketiga:
1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari
Langkah yang keempat:
1. Setelah baju sudah kering langkah selanjutnya mewarnai moti bunga pada baju dengan warna coklat
2. Masukan air kedalam wajan
3. Panaskan sampai mendidih
4. Tuangkan wantek yang berwarna coklat
5. Celupkan motip pada baju tersebut
6. Bilas dengan air bersih
7. Lalu keringkan kembali
8. telah kering buka ikatan pada motif tersebut
1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari
Langkah yang keempat:
1. Setelah baju sudah kering langkah selanjutnya mewarnai moti bunga pada baju dengan warna coklat
2. Masukan air kedalam wajan
3. Panaskan sampai mendidih
4. Tuangkan wantek yang berwarna coklat
5. Celupkan motip pada baju tersebut
6. Bilas dengan air bersih
7. Lalu keringkan kembali
8. telah kering buka ikatan pada motif tersebut
Tidak ada komentar:
Write komentar